<$BlogRSDUrl$>
piye kabare mudika kentungan
kentungan youth which the people still funny on this day n tomorrow...

Wednesday, June 04, 2003

Anugerah yang Terlupa


Tulisan ini terinspirasi ketika aku baru pulang dari ngambil jatah uang bulanan di bank. Aku ngantongi duit yang lumayan bisa aku pake buat makan dimana aja, buat beli bensin yang cukup dipake jalan Surabaya-Jakarta, tapi aku ngerasa gak butuh itu semua, karena ketika aku pulang rumahku terkunci dan aku gak bisa masuk karena lupa bawa kunci duplikat.


Aku harus nunggu selama beberapa jam sampai mbakku pulang. Mau muter-muter kota hujannya deras bgt, mau makan diluar aku masih kenyang, dan aku hanya butuh bisa masuk kerumah lalu beristirahat dengan nyaman, itu aja...


Selama menunggu itu aku berpikir, apa sih yang dibutuhkan oleh seorang manusia semasa hidupnya??? Aku pikir bukan hanya uang, bukan hanya cinta, bukan hanya makan, bukan hanya pekerjaan, bukan hanya rasa aman, bukan hanya tempat tinggal, bukan hanya pakaian, tapi yang dibutuhkan oleh seorang manusia adalah sesuatu yang dia perlukan dan butuhkan pada suatu tempat disuatu waktu. Tapi yang jadi masalah, kita baru menyadari bahwa kita membutuhkan sesuatu ketika yang kita butuhkan sedang tidak tersedia didepan kita. Sebagai contoh, ketika sehat kita seolah-olah gak butuh kesehatan karena semua baik-baik saja. Tapi ketika kita sakit, kita rela kehilangan segala yang kita miliki demi kembalinya kesehatan itu.


Ketika kita dituduh melakukan suatu perbuatan tercela oleh masyarakat, kita ditelanjangi di depan umum, saat itu kita menyadari betapa berartinya sehelai benang bagi kita.


Atau ketika seorang jutawan yang kaya raya, yang mengabdikan waktunya untuk mencari uang tiba-tiba rela memberi uangnya pada orang lain ketika kepalanya ditempeli pistol di dilampu merah. Atau bahkan seorang remaja yang gak mau makan ketika dia sadar betapa dia butuh cinta dan kasih sayang dari mantan pacarnya yang udah pergi.


Demikian juga dengan pasangan pengantin baru yang berbulan madu keluar kota tapi masih dijalan malam hari karena gak nemuin hotel yang kosong untuk mereka check in, padahal di tasnya ada uang yang cukup untuk mereka makan di resto termahal sebulan penuh.


Atau contoh yang paling gampang, kita kadang gak pernah nyadar kalo kita menghirup oksigen dari udara, dan kita gak pernah ngerasa butuh udara dalam kondisi biasa. Tapi ceritanya bakal lain kalo kita ada diruang yang berisi gas sianida atau ada dibawah kedalaman laut tanpa tabung oksigen yang cukup. Manusia aneh... tapi demikian lah. Gak ada yang benar-benar bisa bikin dia puas, bahkan harta, tahta, atau wanita sekalipun. Manusia naif, tapi itulah manusia… lahir tanpa kesempurnaan, dan mencari format kesempurnaan yang kadang gak jelas. Kalo 2 orang anak manusia sedang jatuh cinta mungkin bakalan hanya ngerasa butuh cinta dalam hidup ini.


Ngerasa gak butuh duit, gak butuh makan, mungkin hanya cukup makan cinta. Tapi itu juga cuma berlaku sementara selagi mereka gak butuh itu. Lain ceritanya kalo mereka berdua udah gak punya duit buat makan, buat nginap, buat memenuhi kebutuhan hidup, dan disaat itu mungkin cinta akan telah terlupakan sebagai kebutuhan yang paling utama.


Mungkin tulisan ini gak punya cukup visi yang jelas untuk dimulai atau bahkan diakhiri, tapi sekedar mengingatkan bahwa begitu banyak anugerah yang kita terima selama sedetik saja hidup kita tapi gak pernah kita sadari. Kita sehat, kita bisa bernafas, kita bebas bersikap, kita berhak menentukan hidup, kita masih merasakan cinta, kita terlindung dari marabahaya, dan anugerah-anugerah lain yang gak bakal bisa disebutkan oleh kita yang hanya manusia biasa.


Ketika kita tertuju pada salah satu keinginan yang ingin dicapai, ada banyak sekali hal yang sedang gak kita inginkan tapi sangat kita butuhkan melingkari kita. Dan berusaha menyadari serta mensyukuri setiap anugerah yang mengisi tiap denyut hari-hari kita niscaya akan menjadikan kita lebih baik sebagai manusia.


Terima kasih Tuhan, atas segala anugerah…


[buat semuanya, anything to God to be Glory. wiwin]

9:02 AM :: ::
0 Comments:
Post a Comment
<< Home

mudika :: permalink