<$BlogRSDUrl$>
piye kabare mudika kentungan
kentungan youth which the people still funny on this day n tomorrow...

Surprise....!

Monday, June 28, 2004
Hari Jumat 25 Juni kemarin merupakan latihan koor terakhir Kentungan Choir(KC) untuk tugas minggu sore. Sayangnya banyak personil KC yang tidak bisa datang karena empunyai kesibukan sendiri. Beberapa diantaranya Wahyu dan Ableh yang masih di ibukota.Fr. Wiwin, Sheny, Icha dan Mbak Agustin yang menghadiri acara di hotel Jayakarta, eyang Wiwik yang ternyata sakit dan sang pelatih, Mr. Suparjo yang harus resepsi manten.

Di tengah-tengah latihan yang berlangsung di studio kepunyaan Reno, tiba-tiba datang serombongan orang memasuki studio dipimpin langsung oleh Pak Nono Cahyono. Ternyata di dalam rombongan tersebut terdapat kakak kandung Katon Bagaskara dan Nugie yaitu Andre Manika yang khusus datang untuk melihat KC berlatih sampai-sampai belum makan malam, katanya. Spontan saja anggota KC menjadi grogi yang ditandai dengan falsnya suara (padahal biasanya juga fals). Setelah mendengar beberapa lagu rombongan tersebut turun sementara KC meneruskan latihannnya dengan lebih lepas. Setelah latihan seluruh anggota KC segera turun dimana mas Andre Manika sudah menunggu.

Setelah dibuka oleh sepatah kata dari pak Nono, mas Andre lalu mulai berbicara di depan anak-anak KC. "Kalian berlatih sudah lumayan, walaupun secara teknik masih jauh." Begitu kata Mas Andre Manika. Selanjutnya beliau mengatakan bahwa semangat katolik dalam diri generasi muda katolik sudah mulai luntur dikarenakan godaan materialisme, hedonisme, dan sekularisme. Dan yang lebih parah lagi semangat untuk melayani Tuhan terutama dalam misa sudah tidak murni lagi. Kita terlalu pelit dan terlalu berhitung untuk Tuhan. Padahal segala sesuatu sejak kita lahir telah diberikan Tuhan kepada kita dengan gratis. Karena sikap 'ndao' dan 'bengal' kita maka kita kurang berterima kasih kepada Tuhan. Mas Andre menceritakan bahwa dalam perjamuan kenegaraan dimana beliau sering diundang bersama dengan Katon dan Nugie, musik yang dipakai untuk mengiringi jamuan tersebut adalah musik dengan kasta tertinggi yaitu musik klasik. Jika untuk raja-raja dunia saja memakai musik kelas tertinggi, lalu mengapa untuk Raja Surga dan Bumi malah menggunakan musik yang mempunyai kualitas terendah. Kadang kita beralasan bosan dengan musik itu-itu saja, perlu suasana baru. Kebosanan tersebut merupakan akibat dari kita sendiri yang cenderung mencari enaknya sendiri. "Mulailah dari hati maka kita akan benar-benar melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh!" jadi tidak pada tempatnya jika dalam misa digunakan iringan 'teng kedombreng' nggak karuan. Mas Andre yang resitalis 3 besar dunia ini menambahkan bahwa kita harus bisa menghargai kemampuan yang diperoleh seseorang dengan sepantasnya, karena itu merupakan salah satu hal yang sudah selayaknya dilakukan. Sebagai penutup Mas Andre Manika menyanyikan sebuah lagu diiringi permainan gitarnya yang aduhai. Namun sayangnya saya agak lupa judulnya.

Bukan karena.....kecakapanmu....bukan karena....

"Segala sesuatu yang kita peroleh adalah murni pemberian Tuhan, kita bisa menyanyi, tertawa, berlari dan sebagainya adalah dari Tuhan. Karena itu persembahkanlah segenap diri dan kemampuan kita untuk Tuhan. Ikutlah teladan ibu Theresa yang menyerahkan dirinya secara total untuk Tuhan. Jika kita bisa menjadi seperti ibu Theresa, Kerajaan Allah akan hadir saat ini juga.

Akhirnya perbincangan singkat dengan Andre Manika harus selesai karena beliau dan rombongan harus makan malam, dan rombongan KC juga harus makan malam di rumah masing-masing. Terima kasih Mas Andre Manika, semoga kami dapat memberi dengan tulus hati. Terima kasih Tuhan atas seluruh anugrah yang telah Engkau berikan kepada kami. Semoga kami selalu mensyukuri anugrah tersebut dan menggunakannya untuk memuliakanMu selama-lamanya.

[kwek]
8:30 PM :: ::
0 Comments:
Post a Comment
<< Home

mudika :: permalink