<$BlogRSDUrl$>
piye kabare mudika kentungan
kentungan youth which the people still funny on this day n tomorrow...

Antara Idealisme dan Realitas

Monday, September 27, 2004
Itu judul seminar untuk mahasiswa yang akan digelar UII. Mengapa ini menjadi perhatian, karena semakin disadari bahwa semakin banyak lulusan PT yang akhirnya bekerja di luar jalur pendidikan formalnya. Pengetahuan dan keterampilan yang mereka dapatkan tidak siap diaplikasikan. Belum siap pakai, baru siap latih.
Nah, tidak mengherankan bila idealisme yang ada di kepala kala masih masih mahasiswa harus berhadapan dengan realitas di kehidupan. Tidak seindah warna aslinya.
Namun apapun yang terjadi, life must go on. Padahal hidup hanya sekali saja, tidak bisa diulang. Hidup sudah given, yang kemudian harus diupayakan adalah mengisi hidup agar manusia semakin manusiawi. Tidak semakin bersifat hewani atau tumbuhani ... karena manusia dibekali akal budi.
Njur ngopo?
Ya kuwi, njur ngopo? Yo rapopo.
Kuwi lho, dengar ceritane wartawan tangguh kok menarik. Tarik menarik antara idealismenya sebagai wartawan dan realitas yang harus dihadapi setiap hari: gossip, ramutu, hehehe ...
Tapi mungkin karena baru awal, ya dihadapi dulu. Bertahan dulu, sambil melihat dan mencari peluang lainnya. Kalo perlu justru total terjun sebagai wartawan gossip 100%. Ndak tanggung2 lho. Proklamirkan diri sebagai pejantan tangguh: wartawan gossip nomor satu. Yang menjadi idealisme adalah: kriteria gossip yang benar itu apa? kode etik wartawan gossip yang bener itu bagaimana?
Hal-hal yang boleh dipertimbangkan: entah wartawan gossip atau wartawan di istana negara (politik, dsb), yang membedakan adalah angle pemberitaan. Kalo cara kerjanya sama: kejar sumber berita yang layak, tulis tanpa opini, kalo perlu diperdalam dengan nara sumber lainnya, atau membaca, dll. Jadi dasar kerjanya sama.
Lha nanti kalo ada rejaning jaman, karena sudah terjangkit 'penyakit jurnalis' dasarnya sudah kuat. "letakkanlah alas rumahmu di atas perkasa wadas yang dalam,......." mau pindah ke media apa saja mudah-mudahan bisa. Mau ke politik, olah raga, budaya, atau ke gosip lagi, terserah.
Ini pendapat aye, terutama untuk wartawan gossip kita yang tampaknya sedang menjadi pejantan gamang. Elek-elek koyo ngene iki, bapakne Awit ki ya lulusan Akademi Komunikasi Jurusan Jurnalistik lho. Yo wis,.. terlalu serius yo? maklum di sela-sela kerja jadi harus nyolong waktu untuk konek.
untuk mudikaner lainnya? good luck, di manapun ladangmu. Ini pesan dari wong tuwo. Diturut ya becik, ora diturut ya luwih becik.
(pakne awit + asti). ha? anakku wis loro jebule.
7:38 PM :: ::
1 Comments:
  • memang, idalisme sekarng ini sudah tidak bisa dipegang lagi. tuntutan selalu berada pada ralitas. mau idealis, silakan.. tapi selanjutnya tidak akan jadi apa2 :D Nah, kan rugi sendiri..padahal life must go on.

    By Blogger imponk, at 11:37 PM  
Post a Comment
<< Home

mudika :: permalink