Apa Yang Kita Rasakan
Monday, September 06, 2004

Suatu malam aku berjalan bersama teman-temanku memasuki sebuah studio tempat dimana kami biasa berlatih..namun tidak banyak yang datang malam itu. Setiap memasuki studio itu aku berhenti sebentar, mataku tertuju pada sebuah benda yang diletakkan di atas lemari es disamping pintu masuk studio. Benda itu adalah benda penuh kenangan, benda yang mengingatkan kami semua pada kenangan beberapa bulan yang lalu dimana kebesaran dan kemegahan pernah kami terima. Benda itu adalah hasil usaha dan kebersamaan kami dalam harmoni nada-nada yang terbungkus dalam kemasan beberapa lagu. Benda itu adalah bukti bahwa kebersamaan dan semangat serta rahmat Tuhan dapat mengalahkan keterbatasan yang membelenggu kami.
Suatu benda yang berwujud piala itu telah memberikan berjuta arti bagi kami...namun setelah beberapa saat semua itu berlalu semuanya menjadi hilang lagikah? Piala itu tetap hanya sebuah benda, tapi semangat di dalamnya hendaklah tetap menyala. Piala itu masih berada di sana berdiri dengan kokohnya, namun sayangnya semangat dan jiwa yang berada di dalamnya seakan mulai luntur dan terkikis sehingga yang tersisa ya tinggal benda yang berujud piala itu. Piala itu seakan kini malah menjadi beban yang sangat berat untuk disangga. Mungkin tidak ada salahnya jika salah satu dari kami membalik piala itu agar tulisan di depannya tidak terbaca lagi. Dengan begitu mungkin semangat dan kebersamaan yang pernah ada akan bangkit kembali. Apakah kita ingin jika piala itu tetap hanya sebuah benda...apakah kita tidak ingin jika tanpa piala itupun kebersamaan kita tetap ada. Semoga benda yang berwujud piala itu tidak menjadi beban bagi kita..semoga kebesaran dan kemegahan yang pernah kita peroleh tetap ada dalam hati kita dan menjadi semangat bagi kita untuk memulai lembaran baru dalam kehidupan dan tugas-tugas kita selanjutnya.
[Ehem]