<$BlogRSDUrl$>
piye kabare mudika kentungan
kentungan youth which the people still funny on this day n tomorrow...

Gebrakan 100 Hari Pak Nono...

Saturday, December 25, 2004
Rabo, 22 Desember 2004

Pukul 18.30



Jogja sedang ujan rintik-rintik. Tiga vespa ijo parkir didepan pintu masuk gereja, termasuk satu supra dan mobil kijang keluaran lama:) Ketua Wilayah Kentungan V Nono Cahyono dengan sigap memimpin pasukan ketika Kentungan menggelar acara gladi bersih di Gereja mBanteng. Saat itu hadir Seksi Liturgi Bayu "si Ehem", juga Frater Wiwin yang menjadi asistennya Bayu, Pak Waridal dan Pak Totok yang menjadi koordinator tata laksana perayaan Natal 2, "kalangan istana Babadan" [..hehehe...] bokap-nyokapnya Rizky yang jadi Yusup dan Maria, serta FX Kim.


Mereka hadir beramai-ramai mewakili Kentungan lantaran Kentungan Voices tidak dapat turut serta dalam gladi bersih tersebut dan memilih untuk latihan sendiri di studio milik Pak Nono. Selain punggawa-punggawa Kentungan itu, ikut latihan pula Romo Widiantoro MSF dan dua asistennya [satunya Plores], dua lektor [salah satunya bernama Yohana Narasari asal Kocoran...huehuehuee..nomor HP dan rumah, tanya Bayu.. heuehuehehehehe...] dan 12 anak misdinar pilihan. Gladi bersih pun selesai pukul 20.00 wib.


Pukul 20.15


Sepulang dari gladi bersih, kami tiba di rumah keluarga Nono Cahyono di bilangan Babadan Baru, Kentungan Utara. Di dalam studio, sekitar 55 anggota Kentungan Voices terlihat serius bernyanyi. "Ya jelas serius gitu looohhh...sama bapak-ibu gitu loooohhh...," kata Putri Vinata, dirijen yang sempat membawa Youth Kentungan Choir meraih juara 2 pada kejuaraan antarwilayah se-Paroki Banteng, medio Februari 2004 lalu. Ketika Pak Nono, Frater Wiwin, dan saya akan memasuki studio, Bayu "si Ehem" berkata seperti sedang berkotbah, "Janganlah kalian masuk studio dulu, sebab lagunya belom selesai dan nanti pasti akan menganggu."


Dan benar, kami masuk setelah lagunya usai. Sorakan gembira dan riuh menyambut kedatangan Pak Nono dan rombongan. Mereka sudah kangen barangkali [...hehehehe...]. Namanya juga bapak-ibu gitu loooohhhhh, ucapan selamat datang kembali di Kentungan yang indah permai ini cukup sebentar saja ya. Selanjutnya, sing a song dilanjutkan kembali. Alangkah kagetnya saya, kemajuan pesat dialami pasukan Kentungan. Selain anggotanya semakin banyak, dirijennya pun semakin beragam. Betul kata Oom Parjo dari Kalasan, Jogjakarta sebelah timur yang tidak ada di peta [..hihihiii..]. Tidak hanya suster, tetapi Bayu "si Ehem", Frater Wiwin dan Putri Vinata pun benar-benar hebat mengayunkan tangan mirip konduktor kondang Addie Bragi, eh Addie MS. Setelah dirasa cukup, gladi bersih koor Kentungan pun ditutup menjelang pukul 22.00 wib. Bakso pun menjadi makanan penutup kami.


Pukul 22.30


Masih di studio Pak Nono, Frater Wiwin, Bayu "si Ehem" dan saya membantu the organis Reno untuk memasukkan teks koor kedalam map warna hijau ala Slemania. Tidak berapa lama kemudian, roti sus menjadi teman kami ngobrol bersama, walau Bayu "si Ehem" kedinginan menahan udara dinginnya AC studio. Pak Nono pun ikut nimbrung. "Ohh, betapa hebatnya Pak Nono," pikir saya. Bayangkan, belum 100 hari kepengurusannya, gebrakan pak Nono sudah terasa. Awal kerjanya ditandai dengan Natal 2004 ini, dimana Kentungan mendapat job tugas liturgi Malam Natal 2 di Gereja mBanteng.


Berbagai persiapan mulai dilakukannya, mulai latihan koor, pembagian tempat latihan, koordinasi di tingkat bapak-ibu dan mudikaners, sampai soal pembuatan seragam, meminjam istilah Oom Parjo yang tidak lain babenya Awit dan Asti [pohon Natalnya tinggi enggak Wit?], batik polos. "Meski halangan dan rintangan membentang, tak jadi masalah dan tak jadi beban pikiran" [looohh, kok kayak soundtracknya "Kera Sakti" to]. Ya memang benar! Pak Nono terus maju meski "ada saja" yang menghalangi pekerjaan sosialnya di wilayah. Apalagi kalau membicarakan soal seragam yang dari dulu di Kentungan itu selalu "bermasalah".


Yang ngetop lagi, selama satu tahun ini, Pak Nono dan pasukannya sudah membagi tempat-tempat di rumah keluarga seantero Kentungan yang nantinya akan dipakai untuk latihan koor, seperti kalau arisan gitu tuh. Jadi, jangan harap lagi bisa terus-terusan latihan di tempat Pak Nono atau dr Giyanto..hehehe.. Tempatnya muter, sekaligus mengunjungi keluarga. Semoga kesampean. Ya sudahlah, akhirnya obrolan yang menarik itu harus kami hentikan karena ternyata sudah pagi dan berganti hari. Wekss! Dua vespa ijo royo-royo pun terpaksa harus dinyalakan di tengah kesunyian Babadan Baru. Saya pulang dulu, mau siap-siap untuk Natalan nanti malam. Tak lupa, saya mengucapkan,

"SELAMAT HARI NATAL 2004"

[pejantan tangguh]
10:24 PM :: ::
0 Comments:
Post a Comment
<< Home

mudika :: permalink