<$BlogRSDUrl$>
piye kabare mudika kentungan
kentungan youth which the people still funny on this day n tomorrow...

Pedalaman Sumut...

Saturday, March 05, 2005
Saat saya menuliskan cerita ini, saya sudah mendarat di Jakarta, lagi ngadem di Palmerah yang sedang diguyur hujan dan tidak ada angkot sama sekali karena lagi mogok. Semalam, ketika saya ngobrol via YM dengan Frater Wiwin, saya masih berada di tengah Kota Medan.



Perjalanan panjang saya dimulai ketika NOVA mengeluarkan tulisan saya sebagai headline minggu kemarin. Kiki, orang Jogja yang mengaku model ibukota itu, katanya menggugat berita yang saya tulis, sampe menyiapkan pengacara. Gile, digugat man! Makanya, selang sehari setelah itu, saya "dilarikan" ke pedalaman Sumatera Utara. Ya, sekedar untuk refreshing saja menjauhi Kiki:) Tempat yang saya tuju benar-benar di pelosok, sekitar 220 km dari Kota Medan.



Laguboti, nama kecamatan terpencil itu. Setelah mendarat di Bandara Polonia Medan, saya segera menuju ke Humas PoldaSU untuk meminta "surat sakti". Kalo gak bawa surat ini, jangan harap polisi di pelosok Sumut akan buka mulut. Begitu dapat, segera saya mencari travel [mobil L-300] yang akan membawa saya ke Laguboti. Jauhnya! Tujuh jam perjalanan saya menuju ke tempat itu. Maklum saja, jalanan sedang dibenahi karena pada 10-12 Maret ini akan ada 900 kepala daerah, termasuk Gubernur California Arnold Suasanasegar, akan datang ke Lake Toba. Jalanan yang tadinya berlubang, ditambal dan jadi bagus lagi.



Meski melelahkan, tapi perjalanan ini tetap mengasikan, apalagi begitu memasuki Pematang Siantar, saya melewati ribuan hektar perkebunan rakyat. Ada kelapa sawit, karet sampe hutan pinus dan cemara. Belom lagi ojek motornya yang pake jenis khusus, motor BSA. Yang lebih asik, begitu masuk daerah Parapat, Danau Toba terlihat indah. Sayang, sesampai disana, sudah malam hari. Perjalanan ke Laguboti pun masih 2 jam lagi.



Kebetulan di Laguboti itu, saya ditugaskan untuk mencari data tentang empat oknum guru di SD Inpres 173555 Laguboti yang menghukum muridnya dengan cara mengikat "burungnya". Ada 31 murid yang dihukum karena tidak mengerjakan PR IPS. Selama hampir dua hari saya mengelilingi daerah yang sudah sepi sebelum magrib ini. Saya sempat sewa becak motor disana, sekaligus meminta tukangnya sebagai penerjemah bahasa Batak. Abis, udik banget:)



Lain hari, saya diajak keliling Kapolsek Laguboti sampe Balige, kota kecil yang cukup rame. Selain karena ibukota Kabupeten Toba Samosir, Balige juga pusat perekonomian masyarakat sekitar. Danau Toba pun ada disana. Sempat juga saya menikmati keindahan Danau Toba pagi dari depan hotel tempat saya menginap. Sungguh indah...

Karena laporan saya sudah jadi, saya harus kembali ke Medan dan Jakarta. Sempat bertemu dengan Anggia, putri sulung Pak TCWag, yang bekerja di Sun Plaza, pusat perbelanjaan terbesar di Kota Medan, dan mencoba makanan di Kesawan Square. Tadinya, Anggia mo cobain daging babi, tapi.. malah liat bences pamerin "susunya"..hehehe..[pejantan tangguh]
7:53 AM :: ::
0 Comments:
Post a Comment
<< Home

mudika :: permalink