<$BlogRSDUrl$>
piye kabare mudika kentungan
kentungan youth which the people still funny on this day n tomorrow...

Selamat Menempuh Hidup Baru...

Friday, December 16, 2005
Kamis (15/12) tepat pukul 14.30 waktu Jakarta yang sedang maceeett, mantan mudikaners Agustinus Andytha Satrya Mukti [Andy] resmi melepas masa lajangnya dengan mempersunting gadis pujaan hatinya yang telah dipacarinya hampir dua tahun belakangan ini, Elisabeth Anindya [Anin], di Kapel SMA Kolese Kanisius di bilangan Cikini, Jakarta Pusat. Keduanya yang menggunakan adat Jawa tampak berbahagia saat mengikuti perayaan ekaristi yang dipimpin tiga orang romo dari Sarekat Jesus ini.



Usai meresmikan pernikahannya, malam harinya, cucu almarhum Simbah Kakung Prawirohardjono-Kentungan itu kemudian menggelar pesta kecil-kecilan di rumah mempelai wanita di kawasan Pinang Ranti, Pondok Gede, Jakarta Timur, setelah berjuang melawan kemacetan Jakarta yang begitu parah dari Cikini [biasa man, jam pulang kantor!]. Pestanya belum usai. Sabtu (17/12) malam besok, keduanya bakalan menggelar resepsi babak kedua di Gedung Pencak Silat, kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII).



Gue lupa nanya. Kira-kira mereka yang pertama kali kenalan di Ancol, Jakarta Utara itu mo punya berapa anak ya. Yang pasti, seluruh mudikaners seneng. Tak lupa, mudikaners ngucapin "Selamat Menempuh Hidup Baru ya..." [thekimins...kamar sebelah gue besok kosong nih..hehehe...]






Lima Bulan...



Dua bulan sebelum digelar ajang terbesar Piala Dunia 2006 di Jerman Juni mendatang, sepertinya bakalan ada keluarga baru yang berbahagia. Pasalnya, saat itu diperkirakan anak pertama mantan mudikaners Mbak Ita dan suaminya Mas Parlin bakalan lahir. Entah kabar baru ato bukan, ato gue yang ketinggalan berita. Saat gue temui disela-sela rutinitas pekerjaannya di bilangan Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu (14/12) pagi kemaren, perut Mbak Ita mulai terlihat membesar.



Kebetulan, gue waktu itu lagi cek kesehatan di klinik yang berada dibawah tempat kerjaan sulung Pak Tarjo dan Bu Tarjo Kumpul Sari ini. Sekalian aja gue mampir, biar nggak dikira sombong..hehehe.."Kayaknya udah isi nih," pikir gue yang ternyata terbukti. Terakhir kali gue maen ke tempat pasangan yang menikah sekitar Juli 2005 lalu di Gereja Banteng ini, perut Mbak Ita masih biasa aja tuh.



"Sekarang udah lima bulan," kata Mbak Ita waktu gue tanya usia kandungannya. Sambil tertatih-tatih karena berat badannya nambah karena calon si jabang bayi itu, Mbak Ita mau juga nemuin gue meski kayaknya sibuknya minta ampun. Artinya, diramalkan, empat bulan kedepan, ato dua bulan sebelum kick off pertandingan perdana Piala Dunia 2006, pasangan yang menjalin cinta sejak duduk di bangku SMA ini akan berbahagia karena kedatangan anggota keluarga baru yang bakalan ngeramein Menteng.



Gue yakin, kalo calon kakek dan nenek, juga Oom-Oomnya di JogjaKita juga bakalan seneng. Mudikaners tinggal nyiapin kado aja deh. Cuman, gue nggak nanya, jenis kelamin si calon bayi dan persiapan apa aja yang udah dilakukan Mbak Ita, ato ngidamnya apaan. Jangan-jangan...udah nyiapin nama. Ah, doain aja deh semoga nyokap dan anak pertamanya sehat-sehat aja. Doain yaaaaaa... [thekimins]
12:31 AM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


The Chronicle of Narnia...

Saturday, December 10, 2005
Kali ini beda, gue nggak kesepian lagi. Kemaren Jumat (9/12) petang, gue dapet kesempatan buat nonton lagi di 21Plaza Senayan. Tadinya ada tawaran buat nonton film "Psikopat". Tapi, gue pilih film baru yang bagus, "The Chronicle of Narnia: The Lion, The Witch and The Wardrobe". Coba deh lu-lu pade nonton nih film, di bioskop tapi, uughhh..TOP ABIS deh. Nggak nyesel lu bayar mahal. Apalagi kalo lu nontonnya di 21Plaza Senayan..hehehe.. Bisa cuci-mata, bisa juga sambil shopping window, eh nontonnya ditemeni seleb lagi.



Meski nggak ada popcorn dan minuman kaleng [mahal banget cing disono...tapi kalo bawa makanan dari luar pasti dipelototin satpam!..hehe..] gue tetep enjoy karena nggak perlu antri lama meski tuh film baru rilis pagi harinya. Kanan-kiri gue cewek-cewek kece man. Sayang, udah bawa nyomet semua...hihihiii.. Nggak papalah, gue bisa konsen nikmatin 'Narnia'.



Filmnya berdurasi sekitar 132 menit. Sekali lagi, lu nggak bakalan rugi nonton film ini. Buat calon mudika Awit dan Asti, ajak Pa'e dan Bu'e buat nonton "Narnia" ke 21Mataram. Buat mudikaners yang ngaku muda dan doyan nonton rame-rame, film ini jugak tetep asik buat ditonton. Lha wong bapak-bapak ato ibu-ibu juga pantes nonton film bikinan Walt Disney ini kok. Namanya jugak film keluarga.



Gue ceritain dikit aja nih film yang termasuk kolosal pembuatannya. Cerita film yang diadaptasi dari novel CS Lewis yang bisa didapet di toko-toko buku ini dimulai ketika empat bersaudara: Lucy (Georgie Henley), Edmund (William Moseley), Susan (Anna Popplewell) dan si sulung Peter (Skandar Keynes) diungsikan ibunya lantaran bombardir udara Jerman ke daratan Inggris saat pecah Perang Dunia II.



Di tempat barunya itu [rumah milik professor], si anak ragil Lucy menemukan wardrobe (lemari) yang dapat menghubungkan dengan 'dunia luar' yang tidak laen Kerajaan Narnia yang saat itu dipimpin oleh Jadis, The Witch si penyihir putih. Penemuan Lucy pada lemari itu dimulai ketika keempat bersaudara lagi maenan petak umpet.



Di Negeri Narnia itu Lucy, Edmund, Susan dan Peter menemukan Tumnus si manusia kerdil hingga manusia berbadan kuda yang dapat berbicara. Edmund awalnya 'memberontak' pada tiga saudaranya yang lain karena ingin menjadi raja bersama Jadis. Kenyataannya, Jadis baru disadari Edmund kemudian bahwa ia adalah seorang yang jahat. Bersama bantuan Aslan, seekor singa raksasa yang suaranya diisi oleh Liam Neeson, beserta ribuan pasukan yang semuanya berbadan binatang, Peter, Susan dan Lucy mencoba untuk menaklukkan Jadis dan merebut kembali Edmund dan Negeri Narnia dari cengkeramannya.



Singkat cerita, Negeri Narnia dapat direbut kembali dari tangan jahat Jadis. Masyarakat kembali hidup tenang setelah dimpimpin oleh Peter, Susan, Edmund dan Lucy yang dipercaya jelmaan anak Adam dan Hawa hingga keempat bersaudara itu dewasa. Di akhir cerita, saat berkuda, mereka menemukan lampu yang letaknya nggak jauh dari pintu lemari rumah professor. Mereka inget untuk kembali ke rumah. Eeeh, setelah kembali lagi pada kehidupan nyata, keempat saudara yang telah tumbuh dewasa di Negeri Narnia itu berubah seperti saat mereka masuk dulu. Peter dan adik-adiknya kembali seperti semula.



Sungguh, film petualangan yang penuh dengan beragam fantasi ini mengagumkan. Nggak rugi deh nonton. Daripada gue banyak cing-cong, lu-lu pade nonton aja deh...hehehe... [thekimins]
3:31 AM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


Peduli AIDS

Thursday, December 01, 2005
Semalam, sewaktu menunggu jam tidur, ada hal rutin yang saya tonton setiap hari rabu malam. Acara bertajuk Lepas Malam-yang ditayangkan salah satu stasiun tv swasta- memang selalu menyuguhkan hal2 yang menarik untuk disimak, apalagi dibawakan secara apik oleh Farhan. Karena menjelang hari AIDS sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember, maka tema yang dibicarakan adalah seputar AIDS itu sendiri(yg notabene adalah penyakit yg disebabkan virus HIV). Bintang tamu yg pertama adalah Aline dan obrolan tentang segala hal yg berhubungan dengan AIDS baik sebab, cara penularan, maupun imbas dan efeknya dalam kehidupan manusia. Obrolannya masih seputar hal yang umum2, sampai datang tamu kedua (sory, aku lupa namanya) yang membuatku terhenyak dan terkejut. Ternyata dia adalah penderita atau lebih tepatnya pengidap HIV positif. Sungguh benar2 sesuatu yang tak pernah terbayang sebelumnya, seorang pengidap HIV positif berani tampil di publik dan jujur mengakui kalo dirinya mengidap virus mematikan itu. Itulah yang membuatku salut terhadapnya. Terlebih kejujurannya tersebut berisiko bahwa tidak semua orang bisa menerima keberadaanya. Dari pengalaman yg diceritakannya mulai dari awal ia tertular, bagaimana setelah ia mengetahui kalau dirinya kena HIV, dan respon masyarakat terhadapnya membuatku tahu apa yang sebenarnya dialami dan dibutuhkan oleh seorang pengidap HIV atau AIDS. Ada hal yg dilematis bagi seorang OHIDA (Orang yang Hidup dengan AIDS) bahwa saat dia berusaha terbuka untuk mengakui kalo dia pengidap HIV, maka justru banyak orang mengucilkannya. Ada sikap diskriminatif yang ditunjukkan oleh masyarakat. Padahal seorang OHIDA adalah manusia biasa seperti kita yang justru membutuhkan dukungan dan kasih sayang dari kita. Hanya saja pengetahuan kita yang kurang tentang AIDS itu sendiri yang membuat kita menjauhi mereka. Tentu saja hal ini adalah sesuatu yang keliru. Dan dari pengalaman tersebut aku jadi berefleksi diri apakah aku juga bisa menjadi sahabat bagi orang2 sekitarku bila ternyata ada di antara mereka yang mengidap AIDS. Ada satu hal yang pasti, bahwa kepedulian kita adalah satu titik cahaya yang mungkin berguna bagi saudara2 kita tersebut, dan semoga kepedulian tersebut tidak hanya berhenti pada pin peduli AIDS yang tersemat di dada sebelah kiri, dan tidak berhenti pada penggalan lagu berikut
Letakkanlah tanganmu di atas bahuku
biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
di depan sana cahya kecil tuk memandu
tak hilang arah kita berjalan, menghadapinya....


[the dirigen yg masih saja jadi jobseeker]
8:16 AM :: 0 comments ::

mudika :: permalink