<$BlogRSDUrl$>
piye kabare mudika kentungan
kentungan youth which the people still funny on this day n tomorrow...

Sedikit Catatan Akhir Bulan

Thursday, September 30, 2004
Hallo semua...
Perkenankan aku menulis catatan pribadiku di bulan ini..:)


Bulan September bagiku adalah bulan yang penuh makna. Orang menyebut bulan September sebagai september ceria, tapi bagiku bulan september tidak hanya ceria, tapi juga penuh dengan warna. Tidak hanya warna cerah, tapi juga warna yang agak suram. Tapi semoga teman2 hanya melihat warna cerahnya saja.


Di awal bulan ini aku sudah membuat suatu langkah yang tidak pernah kuduga sebelumnya, tapi ternyata aku mampu melakukannya di bulan ini. Entah apakah langkah ini akan membawaku kemana, aku hanya mengikutinya saja. Di bulan ini juga kerinduanku untuk dekat dengan Dia kembali sedikit terobati dengan mengikuti perjamuan surgawi di pagi hari hampir setiap pagi, tapi sekarang udah jarang lagi, payah nih..entah kapan bisa rutin lagi ya...


O iya banyak dari teman2 yang berulang tahun di bulan ini, dan aku boleh berbahagia karena aku menjadi salah satunya. Ulang tahun dengan suasana baru, dengan keceriaan baru, dan mimpi-mimpi yang baru. Penuh dengan percikan embun-embun yang memercikkan kesegaran, walaupun ada satu embun pagiku yang terlambat menetes. Embun itu adalah embun tersegarku, yang bisa melegakan seluruh dahagaku. Saat menetes ada sedikit luka namun akhirnya dapat pulih juga dan tetap dapat saling menyapa...Terima kasihku untukmu embun pagiku. Tataplah mimpimu bersama indahnya mentari di pagi hari.


Saatnya aku mengakhiri catatan ini..namun yang tidak kulupa, pujian dan syukur kepada Dia yang telah memberi hidup ini dan mewarnainya menjadi sangat indah. Sungguh Sang Penyair Agung itu telah menggoreskan penanya dan menulis syair kehidupanku menjadi sajak yang indah.Terima kasih juga sahabat-sahabatku semua. Senyuman, sapaan, ucapan, kehadiran, waktu dan segalanya yang kau berikan kepadaku adalah wujud perhatian dan kasihmu padaku. Semoga keceriaan bulan September ini juga akan menceriakan bulan-bulan yang lain sepanjang tahun. O iya, selamat buat teman2ku yang baru menemukan kebahagiaan dan yang semakin menikmati kebahagiaan di bulan September ini. Aku turut berbahagia. Bagi yang belum bersabar saja ya, semua pasti ada saatnya. Tidak semua nampak seperti yang kelihatannya.


[Ehem]
8:40 AM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


Dasar Nirina...

Akhirnya, setelah dua minggu menunggu penuh ketidakpastian, Voice Jockey alias VJnya MTV Nirina Zubir dan VJ Evan Sanders berhasil saya temui. Penantian yang lumayan panjang, hanya untuk wawancara dengan dua VJ kondang itu terwujud sudah. Rabu (29/9) kemarin, di Splash Kemang, kawasan Jakarta Selatan, tempatnya para pecandu paintball dan wallclimbing, saya bertemu dengan VJ Evan, pemenang MTV VJ Hunt 2004 di siang harinya, sementara dengan VJ Nirina sore harinya.



Beruntung, dua manajernya yang cantik-cantik dapat bekerjasama dengan baik, tentunya dengan saya. Ngobrolnya pun enak, meski Jakarta panasnya minta ampun. Sorenya ketika sedang wawancara dengan VJ Nirina, muncul puluhan anak-anak SMA cewek yang sedang syuting acaranya TV7 "Libalatri", itu tuh basketnya anak-anak SMA yang cewek, yang didukung SOFTEXS itu..hehe.. Udah deh, mirip seleb jugak meski yang diliatin cuman si Nirina:)



Ini saya mau kirim laporan ke Palmerah saja susahnya minta ampun. Disket saya ternyata jebol. Mana warnetnya lumayan jauh. Mau jalan ke Palmerah nanggung banget. Jalan kaki, jalan kaki deh. Perjuangan..hehe.. tur kok yo kesel..hehe.. mana gerimis lagi. Teman-teman di Jogja apakabarnya? Oom Parjo dan keluarga damang, dalam keadaan baik kan di Kalasan yang mblusuk itu? Eh Oom, thanks yah spiritnya...hehe... Eh siapa tahu, saya bener-bener setia dengan profesi saya ini:) Sudah dulu deh, saya mau cari nasi goreng dulu, makanan yang bikin saya semakin kurus..hehe..



Jadi parkir nih Sabtu (2/10) besok? Jangan lupa, besok pagi misa jumat pertama loh:) Wasalam dan selamat malam... [pejantan yang tetap tangguh, Oom:)]
5:52 AM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


Antara Idealisme dan Realitas

Monday, September 27, 2004
Itu judul seminar untuk mahasiswa yang akan digelar UII. Mengapa ini menjadi perhatian, karena semakin disadari bahwa semakin banyak lulusan PT yang akhirnya bekerja di luar jalur pendidikan formalnya. Pengetahuan dan keterampilan yang mereka dapatkan tidak siap diaplikasikan. Belum siap pakai, baru siap latih.
Nah, tidak mengherankan bila idealisme yang ada di kepala kala masih masih mahasiswa harus berhadapan dengan realitas di kehidupan. Tidak seindah warna aslinya.
Namun apapun yang terjadi, life must go on. Padahal hidup hanya sekali saja, tidak bisa diulang. Hidup sudah given, yang kemudian harus diupayakan adalah mengisi hidup agar manusia semakin manusiawi. Tidak semakin bersifat hewani atau tumbuhani ... karena manusia dibekali akal budi.
Njur ngopo?
Ya kuwi, njur ngopo? Yo rapopo.
Kuwi lho, dengar ceritane wartawan tangguh kok menarik. Tarik menarik antara idealismenya sebagai wartawan dan realitas yang harus dihadapi setiap hari: gossip, ramutu, hehehe ...
Tapi mungkin karena baru awal, ya dihadapi dulu. Bertahan dulu, sambil melihat dan mencari peluang lainnya. Kalo perlu justru total terjun sebagai wartawan gossip 100%. Ndak tanggung2 lho. Proklamirkan diri sebagai pejantan tangguh: wartawan gossip nomor satu. Yang menjadi idealisme adalah: kriteria gossip yang benar itu apa? kode etik wartawan gossip yang bener itu bagaimana?
Hal-hal yang boleh dipertimbangkan: entah wartawan gossip atau wartawan di istana negara (politik, dsb), yang membedakan adalah angle pemberitaan. Kalo cara kerjanya sama: kejar sumber berita yang layak, tulis tanpa opini, kalo perlu diperdalam dengan nara sumber lainnya, atau membaca, dll. Jadi dasar kerjanya sama.
Lha nanti kalo ada rejaning jaman, karena sudah terjangkit 'penyakit jurnalis' dasarnya sudah kuat. "letakkanlah alas rumahmu di atas perkasa wadas yang dalam,......." mau pindah ke media apa saja mudah-mudahan bisa. Mau ke politik, olah raga, budaya, atau ke gosip lagi, terserah.
Ini pendapat aye, terutama untuk wartawan gossip kita yang tampaknya sedang menjadi pejantan gamang. Elek-elek koyo ngene iki, bapakne Awit ki ya lulusan Akademi Komunikasi Jurusan Jurnalistik lho. Yo wis,.. terlalu serius yo? maklum di sela-sela kerja jadi harus nyolong waktu untuk konek.
untuk mudikaner lainnya? good luck, di manapun ladangmu. Ini pesan dari wong tuwo. Diturut ya becik, ora diturut ya luwih becik.
(pakne awit + asti). ha? anakku wis loro jebule.
7:38 PM :: 1 comments ::

mudika :: permalink


Marathon yuk...

Badan ini terasa sangat lelah, setelah hampir dua hari liputan terus secara marathon [padahal saya bukan atlet lari loh...]. Siapa coba yang tidak kepengen nonton Show Spektakuler Indonesian Idol, hayo teman-teman Mudika Kentungan jawab?



Semuanya pasti pengen banget liat Joy 'to The World' Tobing, koh Delon, dan teman-temannya seperti Nania, Karen, Lucky, Michael, Bona (berbelalai pendek:), Suci, Winda (ono ora to..:) [sopo meneh yo, aku lali...]. Mereka konser di Istora Senayan Jakarta, tempat grand final Kontes Dangdut TPI (KDI), Selasa (28/9) malem [jangan dibayangin ramenya...dangdut je karo musik pop..hehe..tapi, siapa tahu, ya to?]. Show Spektakuler itu digelar setelah gagal karena saat itu ada BOMB yang meledak di depan Kedubes Aussie.



Eh, nggak taunya, minggu kemaren, waktu konser di Bandung, konser spektakulernya 'makan' korban. Gila, saingannya Sheila On 7 tuh... Nggak rame-rame banget, nggak sama kayak waktu masih seleksi siapa yang layak mewakili Indonesia di World Idol dulu. Lumayan, bisa masuk ruang make-up mereka, dan berbincang-bincang barang sejenak. Orangnya asik-asik, enak diajak ngobrol... Nontonnya sebagian malah di depan TV yang dipasang di ruang make-up. Buat teman-teman di Jogja, tungguin deh, mereka pasti bakalan kesana, kata Joy kemaren...



Saya pulang dari Istora Senayan jam 22.30 hari Sabtu (25/9) untuk kemudian menuju ke kawasan Palmerah karena dikejar waktu deadline. Eh begitu selesai, terus disuruh meluncur ke Bukit Sentul, Bogor, Jawa Barat, untuk liputan kematiannya Euis Sukma Ayu. Sampai pagi harinya, si Rohaye itu dikuburkan di TPU Pondok Pesantren Al-Ihya, Ciomas, Bogor. Lumayan, satu jam perjalanan dari Bukit Sentul, meski lewat jalan tol dan dikawal patroli polisi.



Selesai dikuburkan, harus kembali ke Palmerah, sementara teman-teman saya yang lain masih stay tune di rumah duka. Beruntung, saya masih bisa ikutan misa di Gereja Blok B Melawai untuk ikutan misa malam. Rasa capeknya sedikit hilang. Eh kalau mau tahu liputan selengkapnya, baca Tabloid NOVA dan Star..hehehe..Saya mau pulang dulu teman-teman. Selamat bekerja kembali...[pejantan tangguh]
8:03 AM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


Just Say Hello...

Sunday, September 26, 2004
Jum'at tanggal 17 September kemarin sebenarnya hari yang paling kutunggu. Bukan karena itu hari tenang menjelang pemilu..,
Bukan pula itu hari ulangtahunku, pun bukan pula aku dapet bonus !!!
But itu adalah hari yang paling kutunggu, setelah hampir 2 bulan aku berpetualang di ibukota, sama nasib dengan wartawan kita!!maklumlah karena aku mudik...kangen ama keluarga,mudikaners,plus makanannya tempe penyet, mie ayam sendowo,punchick,...banyak deh.
Dan yang paling penting...kangen koor!!!! jadi jangan protes kalo begitu nyampe stasiun, pulang langsung mandi n tugas koor..hehehe....

Tapi aku juga menyesal ga bisa ikut kerumah Om parjo..hik..hik..
Mungkin ada juga beberapa temen yang kecewa, saya minta maaf. Soalnya ada acara yang ga bisa kami tinggalkan..Mangaph nggih...eh Maap ding !!

Sorry juga aku ga bisa ikut dijajake BY...(emang diajak??hehehe...).
Yang pasti Selamat Ulangtahun deh buat Bayu..Semoga secercah harapan akan hadir seiring dengan setetes embun di malam hari ini. Sehingga esok hari akan kaudapati kesegaran yang mampu mewarnai hari2mu....(wuih kok jadi ngelantur ya??)
wislah aku ngantuk, besok mesti kembali ke dunia nyata.

Enclosed please find below.....(kok malah koyo nulis surat lamaran).

I can't fight this feeling any longer..
and yet I'm still afraid to let it flow
what started out as friendship, has grown stronger
I only wish I had the strength to let it flow.

I tell my self that I can't hold out forever and
I said there is no reason for my fear.
Cause I feel so secure when we're together
You give my life direction, You make everything so clear.........

8:31 AM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


Gong Xi..Gong Xi...(Catatan akhir bulan)

Saturday, September 25, 2004
September memang gila !!!!!!!
Coba kalo diliat-liat lagi..
Di bulan ini banyak sekali peristiwa/moment penting di bulan ini.
Bom kedubes aussie sampe pemili capres tahap II (do nyoblos tha..?).
Tapi yang lebih gila lagi adalah moment2 yang mudikaners lalui di
bulan ini.
Diawali dengan "keprihatinan kentungan choir" diawal bulan..
tapi setelah itu banyak acara seneng2nya.
Coba kita tengok lagi:
Sebagian dr kita nonton cik siti tanggal 11 Sept..
Wiwin menjajakan sebagian dr kita makan dalam rangka HUT nya besoknya..
Kepulangan sebagian teman2 dr jakarta...
Kunjungan kita ke rumah baru Om Parjo tanggal 19 Sept..
BY menjajakan sebagian "kecil" mudikaners tgl 20 Sept..(BY, ditanyain
wi2n kapan giliran yang laen.. aku melu maneh ah...)
Dan kalo ga salah hari ini Mba Agstn, Icha n By nonton konser rohani...
Coba diperhatikan, berapa banyak teman kita yang HUT di bulan ini!!
Wiwin (9 Sept), Mas Bondan (14 Sept), Dhita (16 Sept), Mba Rinas
(17 Sept, btw piye kabare mba? Mbo pisan2 tilik web e), BY (20 Sept) dan
Sendok (30 Sept).
Banyak khan?
Selamat..selamat..
Selamat ya buat semuanya..ak turut berbahagia.
Ini benar2 september ceria..

NB: Buat Sendok, Etha, ayo siap2 !!!
Kita kerja sama, alias borongan OK?


9:19 AM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


Buat ... yg berulang tahun

Friday, September 24, 2004
Aku cuman pengen ngucapin trimakasih buat kalian yg rela ngrayain ulangtahunku 9sept kemarin. padahal yang harusnya nraktir sby lho, kan sama-sama 9sept. pas bom lagi, dudul...:p
mudah2an taun ini aku bisa jadi lebih baik lagi ... i have so many wishes for the coming years ;) hehehehe ... terima kasih Tuhan buat hari itu ... buat semua orang2 yang aku sayangin ... buat semua yg Tuhan udah tentuin buat aku ...
terima kasih buat 27th ini ... sertai aku juga Tuhan di taun2 mendatang ...
biarlah aku dan keluargaku ... dan semuanya selalu ada dalam penjagaanMu
amin


nb. kbanyakan nyanyi buat tgs k3m ke semarang bikin agak2 sakit nelen. tapi kalo2 ada yang mo nraktir besok, ga perlu nraktir bubur koq :)


[bearcookies]
2:50 PM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


Kenapa ya Sebutannya Begitu?

Thursday, September 23, 2004
Kenapa Mas Wiwin disebut frater? Apa karena pakai kaca mata, ato karena wajahnya yang mirip frater, ato karena tingkah lakunya yang kalem mirip frater, tidak seperti saya yang urak'an...hehe...

Kenapa Andre Simanjuntak dipanggil romo? Apa karena memang pantas jadi pastur, ato karena suaranya yang merdu sehingga layak memimpin sebuah perayaan ekaristi, ato memang layak menjadi bapa' bagi mudika kentungan..hehehe..

Kenapa Mbak Icha dipanggil IchaDut? Apa karena wajahnya yang mirip penyanyi dangdut [sambil mikir penyanyi dangdut mana ya yang mirip Mbak Icha:D], ato karena gemar nonton Kontes Dangdut TPI dan acara-acara yang bernuansa dangdut, ato memang doyan pilm India..he..he..pahe..pahe..aca..aca.., ato apa karena kalo latihan koor, yang lain nyanyi lagu gereja, Mbak Icha malah ndangdutan sendiri..hehe..

Kenapa Mbak Wiwik disebut eyang? Emang udah sepuh, apa karena dia memang layak sebagai punggawa Mudika Kentungan [waduh, ngalahi Mudika Pak Mudji no..hehe..]
Kenapa...kenapa...kenapa...
Ah mendingan makan dulu...perut lapar..Makan yang murah dimana ya..Good idea, di Kampus Atma Jaya Jakarta di Semanggi.. pas, harga mahasiswa!..hehe.. di Palmerah mahal-mahal..hehe.. Makan dulu ya.. selamat sore teman-teman...
[pejantan tangguh]
12:56 AM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


Tour Ke Desa

Tuesday, September 21, 2004
Hari Minggu 19 September yg lalu merupakan hari yg membahagiakan bagi mudikaners Kentungan. Kenapa? karena pada hari itu sebagian mudikaners yang dari ibukota pulang kampung untuk merayakan pesta demokrasi. Sekalian aja dijadikan ajang reuni. Jadilah hari itu dengan kekuatan 13 personil yang terdiri atas Ableh, Handoko, Konyul, Agus, Lukas, Putri, Fr. Wiwin, Ichadut, Rm. Andre, Eyank Wiwik, Ita, Wartawan Wahyu dan Bayu. Sayang ada beberapa personil yang tidak dapat turut serta. Mudikaners Kentungan mengunjungi sang pelatih yg lama menghilang yaitu Mr. Suparjo, karena sedang menikmati suasana pedesaan bersama keluarga di bilangan Kalasan. Daerah rumahnya pancen ndeso tenan, sepi, panas meneh tapi dalam rumahnya sejuk..Berbekal peta yang digambar sendiri oleh beliau, tepat jam 11.00 WMK kami berangkat menyusuri Ring Road Utara dan Selokan Mataram dan hampir keblasuk karena saking ruwetnya. Akhirnya setelah sempat bertanya satu kali, kami tiba di dekat kandang ayam(kmps...ups) besar sebagai patokan rumah beliau. Setiba disana langsung kebiasaan mudika yang heboh tersalurkan. Kami bercengkrama sambil makan lotis dan kue serta tidur2an dan nonton MotoGP. Eh, koleksi foto om Parjo waktu muda keren lho, ternyata gaul juga. Yang menambah semangat tentu saja hidangan Wedhus Balap yang disajikan bersama Nasi Hangat, hemmm Enak tenannnnnn. Mudika je disuguhi waung yo mesthi tanduk. Buat yang tidak suka cukup lothek saja ya, he...he...Setelah sekian lama akhirnya kami harus meninggalkan desa untuk kembali ke kota Kentungan, melanjutkan perjuangan hidup kami masing-masing. Tepat jam 14 WMK, rombongan Mudikaners Kentungan berangkat..selamat tinggal Om Parjo, selamat bertemu lagi....daaa mbak Tutik, daaa Awit, daaa Asti. Yuk Daa Daa Bye Bye

[Ehem]
11:21 PM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


Sungguh…

Sebenarnya, saya tidak punya keinginan yang besar untuk bekerja di Jakarta… Bukan karena Mudika Kentungan yang kemarin Minggu (19/9) baru saja mengunjungi rumah barunya Oom Parjo di Kalasan, Jogjakarta Timur, yang jalannya beraspal debu..heueheue… bukan juga karena di Jakarta tidak ada tempat lagi untuk bernyanyi koor, tetapi karena seorang wanita yang begitu saya cintai, Agapitha Ariyani, ibu’ku…hehe…


Bekerja terus-menerus mengejar selebritis rasanya memang tidak menyenangkan, meskipun sebagian orang, termasuk tetangga-tetangga di rumah bilang, kalau bertemu selebritis itu pasti menyenangkan. “Apanya yang menyenangkan ya?” Meskipun batin saya menolak pekerjaan seperti ini, tetapi untuk sementara waktu saya paksaan barang sebentar. Sungguh tidak menyenangkan walaupun media tempat saya bekerja saat ini “sungguh besar” namanya. Tetapi inilah dunia kapitalisme sebuah media.


Doakan saja semoga saya bisa berjuang mempertahankan hidup di ibukota setelah 5 hari pulang ke rumah untuk nyobloss SBY. Juga dengan teman-teman di Jogja: kita sama-sama berjuang demi masa depan! Cieee…


Buat By, “Selamat Ulang Tahun ke-24…”

[pejantan tangguh]
12:24 AM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


Kolaborasi Joekent - Oerhogoedoeg

Thursday, September 16, 2004
Semalam rumahku ditempati untuk BKS. Yang hadir sekitar 60 orang, termasuk beberapa Mudika.Saya belum sempat ngomong-ngomong dengan mereka, namun tampaknya terbuka kesempatan kolaborasi antara kor Joekent dengan kor mudika kalasan yang diberi nama Oerhogoedoeg itu. Mungkin untuk event mantenan atau event lainnya.
Bila joekent dapat tawaran peye atau sebaliknya namun kurang personilnya, barangkali bisa menghubungi saya, nanti tak hubungke ke Oerhogoedoeg kemudian jadilah kolaborasi itu. barangkali juga malah bisa besanan. ya to?ning yo rodo adoh perlu bensin barang. maka kalo ada income bisa bagito.
piye..........
(makelar koor)
5:35 PM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


ketika hidup menjadi semakin berarti

aku dapet tulisan bagus dari temen-temennya temen-temenku. tapi bukan dari wartawan yang baru pulang dari jakarta pagi-pagi terus njujug warnet :) pa kabar? rombongan joekent jakarta juga mo pada mudik niy? selamat berlibur deh... keep jogja in peace yah! damailah kampung halamanku! damailah pemiluku....


+ ketika Tuhan mengatakan "tidak" + kisah biola dan segala sesuatu yang tidak dapat diubah + kisah pencuri kue + kisah kasih +


[bearcookies]
11:58 AM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


Selamat Siang Jogja, Panas!

Wednesday, September 15, 2004
Wes to Oom..Mungkin sudah waktunya untuk ikut rombongan bapak/ibu sembahyangan saja..hehehe.. Makanya nggak usah pindahan nyampe Kalasan. nDeso opo to kui Oom?:D Tanggung sendiri akibatnya, ra iso melu koor to..hehe.. Podo je..hehhee..neng Jakarta sepiiii. Justru kalo aku liat di Gereja Blok B Melawai, yang suka koor itu malahan orang tua semuanya. Jadi Mudika Pak Mudji itu cocok banget kalo di Blok B:)


Setiap ikut misa kok yang koor pasti orang tua, padahal mudikanya banyak juga loh, gaul-gaul meneh. Menghadap Tuhan Yesus kok keliatan wudhelnya to..telo-telo..Iya kalo bodhong wudhelnya, enggak je..hehehe.. Sekali bernyanyi, cukup satu suara yang panduan menyanyinya hanya dari buku Madah Syukur itu. Sesekali saya pernah iseng, nyanyi pake suara bass yang indah ini..hehehehe.. cakep-cakep gini lulusan bass Kentungan Youth Choir loh..hhehhe..


Ujung-ujungnya jadi banyak yang liatin karena indahnya... Eittss, jangan ketawa ya! Jadi sebenernya, Mudika Kentungan itu patut berbahagia karena bisa menyanyi dengan empat suara yang berbeda, meski "dedengkotnya" udah pindahan ke Kalasan..hehehe.. Begitu teman-teman... Sudah ah, saya mau kirim tulisan dulu.. Selamat siang teman-teman semuanya...[pejantan tangguh]
11:24 PM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


Desaku Yang Kucinta

kalasan jaraknya 8,5 km dr kentungan ke arah timur. sekarang saya masuk lingkungan brayat nazareth, wilayah kalasan barat, paroki kalasan. koor mudika sangat bagus, koyo kentungan. namanya oerhoegoedoeg voice. aku ra oleh melu, bukan mudika katanya, padahal pak muji kan yo isih mudika to?
rencananya mau bikin kelompok koor wong tuwo. tugas sekitar november nanti. kebanyakan berbahasa jawa. wah.. tuwa tenan iki. termasuk sembayangan, kks, bks, ekaristi di wilayah, semuanya berbahas jawa. inggih ngaten meniko .........sak jane sing seneng pindah neng kalasan mestinya YM Bp. FX Soekimin. di sana beliau bisa aktualisasi diri dengan nyiter setiap saat.(kandhakno .........)
6:26 PM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


Kangen Jogjaku yang Damai

Thursday, September 09, 2004
Semalam, saya berada tepat didepan Kedutaan Besar Australia yang pukul 11.27 hari ini meledak! Biasanya, sepulang dari kantor di Palmerah, Jakarta Barat, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi daerah Kuningan. Bisa setiap hari malahan. Karena di kawasan itulah, kekasih sejati kos disana, tepat dibelakang STIE Perbanas yang berada persis dibelakang Menara Gracia.

Beruntung, Perbanas tidak mengalami pecah kaca seperti 9 gedung lainnya yang persis berada disekeliling Kedubes Aussie. Gedung-gedung yang terlihat parah karena kaca bangunannya pecah antara lain Gedung Kementrian Koperasi dan UKM, Plaza 89, serta Menara Gracia yang berada tepat diseberang Kedubes Aussie, Gedung Binakarsa, dan Plaza Kuningan.

Sepanjang hari ini, saya melihat langsung peristiwa tragis yang kembali mengguncang ibukota setelah JW Marriot yang juga masih satu kawasan di Mega Kuningan diledakkan beberapa waktu lalu. Ribuan manusia tumpah-ruah di sepanjang Jalan Haji Rangkayo Rasuna Said. Hingga saya menulis malam ini pukul 22.17, kawasan Kuningan sejak saya tinggalkan, masih ditutup. Hanya ruas jalur lambat dari Mampang menuju Menteng saja yang dibuka. Bahkan warga terus berduyun-duyun ingin melihat tempat yang menjadi titik ledakan, meskipun banyak larangan dari aparat keamanan. Mirip deh dengan Pasar Malam Sekaten di Jogja.

Beberapa waktu lalu ketika saya mengikuti kasus perkembangan Pelawak Parto Patrio yang menembakkan pistol CZ 83 miliknya di Polsektro Setiabudi, saya mendapat kabar dari petugas disana yang bercerita bahwa jajarannya sedang sibuk-sibuknya mengawasi daerah sekitar Kuningan. Polsektro itu memang bertanggung-jawab penuh atas wilayah Kuningan.

Bapak polisi yang reserse itu bilang kalau Kuningan memang perlu pengawasan "lebih" karena dicurigai akan menjadi salah satu titik peledakan. Dan benar, hari ini, mulut pintu gerbang Kedubes Aussie diledakan. Konyolnya, bom itu high explosive alias berdaya ledak tinggi. Jadi efek ledakannya sangat hebat. Bayangkan saja, Plaza 89 yang berlantai 18, kaca-kaca gedungnya pecah semua, dari bawah sampai ujung yang paling atas. Telo..telo..!

Setelah mendapatkan gambar, malam hari tadi saya memutuskan untuk kembali ke Radio Dalam, kosan d'Andi yang saya tebengi. Jaraknya, sekitar satu jam perjalanan dari Kuningan. Ada "ketakutan" juga soalnya ketika memasuki RS Metropolitan Medical Centre (MMC) yang jaraknya sekitar 100 meter dari lokasi kejadian.

Kacanya juga ikutan pecah, meski tidak terlalu parah. Puluhan korban merintih kesakitan karena kebanyakan mengalami luka robek akibat terkena pecahan kaca. Kawasan itu, setiap hari menjadi "tongkrongan" saya. Begitu tahu ledakannya kuat, sebagian besar gedung perkantoran dan pertokoan seperti Pasar Festival [Ketua Mudika Ableh pernah foto disini..hehe..] yang didalamnya terdapat GOR Soemantri Brojonegoro, ditutup.

Banyak karyawan yang lembur sampai malam tadi, mungkin sampai besok pagi untuk membersihkan kaca-kaca bangunan yang pecah. Termasuk wartawan TV yang setia nongkrong di Rasuna Said.

Untung masih wartawan hiburan yang "ngartis", jadi nggak perlu ikutan nongkrong sampai pagi..hehe.. Ah, jadi pengin pulang ke Jogja yang damai... Selamat malam teman-teman. Saya capek nih. Seandainya saya yang mendapat tugas untuk liputan konsernya Siti Nurhaliza di Jogja Expo Center, saya pasti nonton bersama teman-teman. Tapi, tugas saya malah liputan Bom. Bom oh bom. Njelehi...[pejantan tangguh]

8:40 AM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


mlempem

Wednesday, September 08, 2004
wah mudika kentungan kok mlempem. ya rapopo. ning sebentar saja ya. sesudah itu bekerja keras untuk bangkit lagi. diudangi lagi, diajak ngomong dan diampiri. gitu.
6:36 PM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


wah sedih aku

Tuesday, September 07, 2004
membaca kabare mudika kentungan tampaknya boleh juga rada sedih. wis ra pamitan, terus disuruh wiwin mengunjungi webe mudika. setelah baca-baca asyik juga.
tapi kok njur pada lesu darah? memang ada masanya yang satu capek, mestinya lainnya ngasih support.
njur piye yo? apa cukup prihatin wae?
yang bisa memecahkan masalah ya mudika sendiri je. memang bantuan bisa diminta pada para orang tua. kalo itu yang harus ditempuh ya tempuh saja. masalah mudika tentunya bukan hanya menjadi tanggung jawab mudika, tetapi menjadi tanggung jawab wilayah.
setelah beberapa waktu agak terlena, sekarang saatnya semua terbangun to ya.
wong sudah pada sekolah tinggi-tinggi, ya kalau tidak bisa sesuatu ya belajar.
sekarang tinggal kemauan, keberanian, kalo perlu kenekatan.
nekad itu perlu, halal dan enak. ya to?


11:48 PM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


oot

Monday, September 06, 2004
bener juga tu kata tulisan di bawah.. ayo kapan lagi nge-jam bareng. ciee....


mmm... sbenernya ini out of topic sih. tp gpp deh.
pada nonton indonesian idol kemaren ga yah? panggung spektakuler shownya ii kemaren emang sesuai namanya. indonesia memilih!... aku juga sampe merinding denger 'the prayer'nya. buset, asli keren abis! apalagi abis nontonnya di depan tipi, gara2 ga malam mingguan apa karena pengen nonton ii yaaa?? temen2 skrg sering juga nyanyi 'karena cinta'nya joy ma delon. ngebaca postingannya fans2nyah joy ma delon-ers di indonesianidol.com lucu-lucu loh. liat aja.


"Delon kan dulu wedding singer tuh, jadi mikir nih: andai kan Delon nyanyiin "Ave Maria" di greja buat ngiringin upacara nikah gw, rasa2nya calon gw bakal gw tinggal di altar deh."

hihihh..... trus ngebaca smsnya tmn ktn, DELON..so handsome..., ternyata...
abis konsernya siti besok, pada nonton konsernya ii juga gak ni? beritanya seh turnya dimulai 11 sept ini. liat aja deh besok.


nabung lagi nabung lagi....


[bearcookies]
11:56 PM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


Ada Apa dengan Mudika, Bleh?

Sungguh ini sebuah kesempatan yang sangat baik, bisa mampir kantor di Palmerah, Jakarta Barat, yang puuaannss dan "mencuri" waktu untuk bertegur sapa dengan teman-teman MudikaKU yang hampir 3 bulan ini juga kutemui..hehe.. kok belakangan ini nulis bloggernya pada serius-serius amat: ada apa dengan mudikaners kentungan kita? Kok rasanya, diriku "mencium" sesuatu yang tidak beres dengan "Youth Kentungan Choir" yang dulu, sebelum aku "hengkang", begitu diagung-agungkan? Ada apa, Bleh? Juga parkirnya yang makin sedikit orang. Ehm, fasilitasnya kurang ya...heuheuhe...fasilitas opo meneh..:)

Jogjakarta sungguh merindukan...
Bekerja dan mencoba "hidup" di Jakarta ternyata bukanlah hal yang mudah.. Tidak ada lagi keceriaan yang bisa didengar setiap kali berkumpul dengan Mudika.. sing ono yo mung kesel!hehehe..ora ono liyane. ketemunya kenapa selalu artis yang suka bikin "masalah": kawin-cerai-kawin-cerai. kalo enggak ya, maenan pistol yang bisa membahayakan nyawa orang lain yang ada disampingnya. Kalau pesta gede-gedean, mentang-mentang punya duit kali yaa..hehe..

Terkadang, kalau sedang lihat artis nyanyi, enggak di Idol, enggak di KDI yang dangdut abisss, rasanya plong banget, opo meneh nek neng grejo Katedral..kayaknya kangen mudika deh... Tapi kenapa jadi nggak ada yang nyanyi ya? Ada apa dengan Mudika, Bleh? [pejantan tangguh]

uuggh...mo liputan KDI dulu ya..
salam buat MudikaNERS...go..go..go...!!
11:53 PM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


Apa Yang Kita Rasakan

Jalan terjal dan berliku tak jua mengurangi semangat kita untuk terus berjalan menuju tujuan yang terlihat di depan mata namun terasa sangat jauh. Kadang dalam perjalanan itu rasa lelah tiba-tiba hinggap merapuhkan kekokohan hati kita. Namun semangat untuk mau berbagi dan saling menguatkan tentu akan membantu kita untuk mengatasi segala rintangan. Bila yang satu lelah semoga yang lain tetap bersemangat untuk meneruskan perjuangan, sehingga dengan sendirinya akan menumbuhkan semangat lagi pada kawan-kawan di dekatnya. Harapan akan selalu ada walau kita kembali mengalami masa-masa yang sulit.

Suatu malam aku berjalan bersama teman-temanku memasuki sebuah studio tempat dimana kami biasa berlatih..namun tidak banyak yang datang malam itu. Setiap memasuki studio itu aku berhenti sebentar, mataku tertuju pada sebuah benda yang diletakkan di atas lemari es disamping pintu masuk studio. Benda itu adalah benda penuh kenangan, benda yang mengingatkan kami semua pada kenangan beberapa bulan yang lalu dimana kebesaran dan kemegahan pernah kami terima. Benda itu adalah hasil usaha dan kebersamaan kami dalam harmoni nada-nada yang terbungkus dalam kemasan beberapa lagu. Benda itu adalah bukti bahwa kebersamaan dan semangat serta rahmat Tuhan dapat mengalahkan keterbatasan yang membelenggu kami.

Suatu benda yang berwujud piala itu telah memberikan berjuta arti bagi kami...namun setelah beberapa saat semua itu berlalu semuanya menjadi hilang lagikah? Piala itu tetap hanya sebuah benda, tapi semangat di dalamnya hendaklah tetap menyala. Piala itu masih berada di sana berdiri dengan kokohnya, namun sayangnya semangat dan jiwa yang berada di dalamnya seakan mulai luntur dan terkikis sehingga yang tersisa ya tinggal benda yang berujud piala itu. Piala itu seakan kini malah menjadi beban yang sangat berat untuk disangga. Mungkin tidak ada salahnya jika salah satu dari kami membalik piala itu agar tulisan di depannya tidak terbaca lagi. Dengan begitu mungkin semangat dan kebersamaan yang pernah ada akan bangkit kembali. Apakah kita ingin jika piala itu tetap hanya sebuah benda...apakah kita tidak ingin jika tanpa piala itupun kebersamaan kita tetap ada. Semoga benda yang berwujud piala itu tidak menjadi beban bagi kita..semoga kebesaran dan kemegahan yang pernah kita peroleh tetap ada dalam hati kita dan menjadi semangat bagi kita untuk memulai lembaran baru dalam kehidupan dan tugas-tugas kita selanjutnya.

[Ehem]
8:36 PM :: 0 comments ::

mudika :: permalink


Hilang Satu Nggak Numbuh-numbuh

Mungkin pepatah tersebut sesuai dengan kondisi KC (Kentungan Choir). Ahir-ahir ini anggota KC kian menipis. Kalau kondisi ini dibiarkan begitu saja, lama-lama kentungan hilang dari peredaran loh... Kemarin pas latihan koor lagu-lagunya gampang banget!!! Mungkin abang Andre takut kalo-kalo pas tugas ga ada orang (iya nggak sih bang? ). Jangankan pas latihan koor, pas KC parkir aja orang-orangnya kian menipis. Tetapi kondisi saat parkir ini sangat menguntungkan oknum-oknum tertentu. Kekangenan mereka atas menu bang Ucok terobati. Wah-wah... tapi ada jeleknya juga sih, kalau makan di tempat Ucok tanpa kaum Hawa. Mana nih kaum-kaum hawa yang dulu demen sama parkir, e... sekarang dah ga mau keliatan. Kasihan tuh abang bakpaonya nyari. Kembali ke topik awal. Bagaimana nih Mr. Ableh??? Apakah anggota KC kurang sesaji, sehingga mereka tidak mau muncul dalam latihan koor. Apakah Mr. Ableh harus mempersembahkan tujuh rupa coklat, tujuh rupa kembang, tujuh rupa sus basah, tujuh rupa hp, dan tujuh-tujuh lain asal jangan tujuh bulanan, untuk kembali memberikan semangat Ngesong kepada anggota KC? Pedulikah anda-anda yang ngaku-ngaku anggota KC terhadap kondisi ini?
6:14 AM :: 0 comments ::

mudika :: permalink